Senin, 29 Oktober 2012

KARANGAN SEMI ILMIAH

          Yaitu sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analisis karena sering di masukkan karangan non ilmiah. Maksud dari karangan non ilmiah tersebut,di karnakan jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misalnya dalam komik, dongeng, hikayat, novel, roman, dan cerepen, Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.

          Ciri-ciri karangan semi - ilmiah :

1. Ditulis berdasarkan fakt pribadi,
2. Fakta yang disimpulkan subyektif,
3. Gaya bahasa formal dan popular,
4. Mementingkan diri penulis,
5. Melebihkan-lebihkan sesuatu,
6. Usulan-usulan bersifat argumentative,
7. Bersifat persuasif.

          Langkah- langkah membuat karangan semi ilmiah,yaitu :

a. Memiliki topik yang kia sukai dan diminati oleh pembaca,
b. Mencari sumber yang autoratif,
c. Membatasi topik yang dibicarakan dan didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifik
d. Menentukan suatu tesisi percobaan yang menjadi arah dan tujuan yang hendak dicapai.
e. Mencari sumber dari topik yang ingin ditulis,
f. Mengumpulkan semua buku dan bacaan yang menjadi sumber,
g. Mencatat tiap judul pada sebuah kartu bibliography
h. Membuat kutipan atau ringkasan dari sumber tersebut,
i. Mengadakan pengamatan atau wawancara dengan narasumber,
j. Merumuskan tesis final,
k. Menyusun kerangka karangan yang final.

                           Contoh karangan semi ilmiah :

"Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tetapi berusahalan menjadi manusia yang berguna" (Bambang Purnomo Sigit, SH MM)
Jadikanlah suatu keyakinan bahwa, " Apa yang tuan cita-citakn pasti tercapai, dan apa yang tuan usahakna pasti berhasil." (Thomas Alva Edison)

Contoh :

1. Artikel
     Karangan faktual secara lengkap dengan penjang tertentu yang dibuat untuk dipulikasikan (melalui koran,majalah,bulrtin,dll) dan bertujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
2. Editorial
     Artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majal) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.
3. Feature
     Feature adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi dan sekaligus menghibur khalayak media massa.

SUMBER :
http://dc261.4shared.com/doc/_3x0T7JT/preview.html

http://snow-month.blogspot.com/2012/01/pengertianciri-ciricontoh-dan-langkah.html

http://novatyas.blogspot.com/2012/03/perbedaan-karangan-ilmiah-karangan-semi.html

Minggu, 21 Oktober 2012

KARANGAN

         Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
         Langkah-langkah Membuat Karangan
a. Tahap Persiapan
       1) Memilih topik
Topik dapat diartikan sebagai pokok pembicaraan suatu karangan. Melalui topik dapat diartikan tema dan tujuan karangan.
Syarat-syarat topik karangan :
- Menarik,
- Bahannya mudah didapat dan dikuasai,
- Tidak terlalu luas,
- Berkaitan dengan permasalahan yang sedang ramai dibicarakan.
        2) Merumuskan judul karangan
Judul mempunyai kaitan yang besar dengan tema dan tujuan karangan. Melalui judul, kita dapat memperoleh gambaran tentang isi karangan. Untuk itu, kita harus dapat memilih judul; yang tepat untuk karangan. Judul tersebut dapat ditentukan di akhir kegiatan mengarang.
          Syarat pemilihan judul yang baik adalah :
# Berkaitan dengan isi karangan,
# Memancing rasa ingin tahu pembaca,
# Mudah dipahami,
# Mudah diingat.
       3) Membuat kerangka karangan
Kerangka karangan dapat disusun denan cara:
* DAM-D (Duduk Perkara-Alasan-Misal-Didik Perkara)
* MASA DSD (Masa Dahulu-Sekarang-Dpean)
* 5W+1H (What,Who,When,Where,Why,How)
* TAS (Tesis-Antites-Sintesis)/HIP (Hipotesa-Analisis-Sintesa)
* PIK (Pendahuluan-Isi-Kesimpulan)
        4) Menentukan urutan jalan pikiran
Urutan pola pikiran dalam karangan dapat dikembangkan melalui pola berikut:
- Pola induktif : mengurutkan hal-hal khusus ke hal-hal umum,
- Pola deduktif : mengurutkan hal-hal umum ke hal-hal khusus,
- Urutan kronologis berdasarkan urutan waktu, tempat, dan topik.
        5) Mengumpulkan bahan atau data sesuai dengan tema karangan. Data-data ini dapat diperoleh melalui studi pustaka,wawancara, atau pengamatan langsung.

b. Tahap Penulisan Karangan
        Hal yang harus dilakukan dalam tahapan ini adalah sebagai berikut:
(*) Menulis paragraf pertama (lead) sebagai pemicu dan panarik laju karangan,
(*) Menyusun dan menjalin kata dan kalimat menjadi paragraf yang padu,
(*) Membangun dan menjalin kesimpulan antarparagraf,
(*) Menarik kesimpulan.

c. Tahap Penyempurnaan Karangan :
- Memeriksa kembali kebenaran isi,
- Memeriksa kepaduan ide,
- Memerikasa dan menyunting ejaan penulisan,
- Memeriksa sistematika penulisan,
- Memeriksa penggunaan bahasa,
- Memeriksa kembali judul karangan.

Secara umum jenis karangan (wacana),dibagi menjadi 5 :
a. Narasi atau pengisahan
        Narasi adalah karangan yang berisi rangkaina peristiwa atau kejadian yang susul-menyusul sehingga membentuk alur cerita atau plot. Cerita yang diuraikan tersebut dapat berupa cerita faktual (nonfiksi) yang sesuai dengan kenyataan ataupun cerita fiksi (rekanan). Selain itu, narasi lebih mementingkan rangkaina kejadian secara kronologis.
Contoh : Cerita Rakyat
        Tersebutlah kisah dua anak manusia yang saling mencintai. Kehidupan mereka rukun, damai, dan saling mengasihi selalu. Jayaprana nama sang suami dan sang istri bernama Layonsari yang kebetulan mempunyai wajah cantik. Mereka adalah pegawai istana di sebuah kerajaan di bagian utara Pulau Bali.
         Tidak seperti biasanya, pada suatu hari, Raja memerintahkan jayaprana bersama beberapa orang patih kerajaan untuk pergi berburu menjaga guna upacara keagamaan. Begitu menerima perintah, Jayapura pulang ke rumah dengan hati bertanya-tanya, apa maksud Raja menyuruh berburu, sedangkan ia sama sekali tidak ahli dalam hal itu.
b. Deskripsi atau Lukisan atau Pemerian
        Deskripsi ialah jenis karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengarkan, mencium, dan merasakan) segala sesuatu yang dilukiskan tersebut sesuai dengan citra penulisnya.
Contoh :
           Aprehensi komunikasi merupakan penyakit mental yang berupa takutnya seseorang untuk berkomunikasi. Penyakit ini biasanya disebabkan ketidaksiapan mental untuk maju di depan umum. Selain itu, ketidaksiiapan fisik juga turut mempengaruhi. Penyakit ini akan berakibat fatal terhadap karier seseorang. Oleh karena itu, penyakit tersebut harus diupayakan penyembuhannya. Salah satu cara dengan berlatih dan sering tampil di muka umum.
c. Eksposisi atau ekspositori atau paparan
          Eksposisi merupakan karangan yang berisi uraian atau paparan atau penjelasan tentang suatu hal atau topik dengan tujuan memberikan informasi atau pengetahuan kepada pembaca.
Contoh :
                       Merebus Air dengan Sinar Matahari
        Merebus air tidak harus dengan api, namun dapat menggunakan sinar matahari. Caranya, siapkan botol dan cuci hingga bersih. Masukkan air dalam botol, tutup rapat, dan panaskan di bawah sinar matahari. Lama pemasaran adlah 6 jam. Setelah 6 jam, ambil botol, kemudian diinginkan sebentar sekitar kurang lebih 5 menit. Air siap diminum.
d. Argumentasi atau Pembuktian
        Argumentasi berasal dari kata argumen atau alasan. Argumentasi merupakan jenis karangan berisi alasan-alasan yang kuat untuk membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan mengemukakan data dan fakta.
Contoh :
        Para penelitian menemukan bahwa minum teh itu sehat. Sepekan terakhir, studi dari China dan AS melaporkan temuan tentang manfaat kesehatan yang diperoleh dari minuman ini.
e. Persuasi
        Persuasi adalah ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkan. Jadi, karangan persuasi adalah tulisan yang berisis ajakan untuk melakukan sesuatu.
Contoh :
          Seperti iklan-iklan pada surat kabar, kampanye lisan, dan propaganda yang dilakukan golongan-golongan atau badan-badan tertentu.

KARANGAN ILMIAH

          Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode atau sistematika tertentu. Selain itu, isi serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Ada lima ciri karangan ilmiah
1. Tulisan harus mempunyai alasan yang dapat diterima akal atau logis,
2. Tulisan disusun dalam urutan yang berkesinambungan atau sistematis,
3. Tulisan hatus berdasarkan apa yang benar-benar ada, sesuain fakta, atau objektif,
4. Tulisan harus teruji kebenarannya,
5. Bahasa yang digunakan bersifat lugas dan denotatif.

Selain itu, karangan ilmiah juga mempunyai empat syarat ;
a. Mengandung masalah dan solusi,
b. Dapat diuji kebenarannya,
c. Lengkap dan tuntas atau melihat dari berbagai segi,
d. Disusun dengan sistem atau metode tertentu sehingga mudah dipahami.

Bila dilihat bentuknya, ada 6 bentuk umum karangan ilmiah ;
1. Laporan, yaitu rekaman kegiatan tentang sesuatu yang sedang dikerjakan, diamati, diteliti, dan mengandung saran-saran.
2. Makalah, yaitu pembahasan buku atau pengamatan untuk memenuhi tugas dari bidang studi tertentu.
3. Kertas kerja, yaitu prasarana, usulan, atau pendapat tentang suatu permasalahan untuk dibacakan dalam rapat kerja, seminar, simposim,dst.
4. Skripsi,tesis,disertasi, yaitu karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar sarjana, magister, dan doktoral.
5. Resensi, yaitu pertimbangan atau penilaian buku.
6. Kritik, yaitu penilainan suatu karya secara objektif.
7. Esai, yaitu kritik yang lebih bersifat subjektif.




SUMBER :
Pengertian karangan
http://books.google.co.id/books?id=LCuHVTAVWE8C&pg=PA82&lpg=PA82&dq=karangan+adalah&source=bl&ots=rQYcHjLmTW&sig=zXGWVjaRQ-7NjYMkxOS0F-Rz2ic&hl=en&sa=X&ei=V3eDUK7cB4HZrQfdk4GYDQ&ved=0CD8Q6AEwBQ#v=onepage&q=karangan%20adalah&f=false

Langkah-langkah membuat karangan
http://books.google.co.id/books?id=dlIIPlyQisUC&pg=PA129&lpg=PA129&dq=bahasa+indonesia+tentang+karangan&source=bl&ots=nf0HRoEd0N&sig=Np6Bu4IrvqucE-92mBZG9ZPXHOw&hl=en&sa=X&ei=Q36DUOLPEYzkrAeQ04GwCQ&ved=0CDkQ6AEwBA#v=onepage&q=bahasa%20indonesia%20tentang%20karangan&f=false

Jenis karangan
http://books.google.co.id/books?id=q0yBCdmfwIsC&pg=PA66&lpg=PA66&dq=karangan+merupakan&source=bl&ots=VnyGLSquW-&sig=YmJ4IFTPBMWsNq2WURXSptSmc6M&hl=en&sa=X&ei=1-J_UJGhJIPNrQeP94CgDw&ved=0CFAQ6AEwBzhQ#v=onepage&q=karangan%20merupakan&f=false (Bahasa Indonesia : By A. Iskak dan Yustinah)

Pengertian Karangan ilmiah
http://books.google.co.id/books?id=QgOHATfibwUC&pg=PA4&lpg=PA4&dq=karangan+ilmiah&source=bl&ots=TS9ZpBR7gj&sig=HvdyS9Er-FaL9sGwkBH8fgI-3ng&hl=en&sa=X&ei=3IuDUPqzNIKPrgey0YCgCg&ved=0CDwQ6AEwBDgU#v=onepage&q=karangan%20ilmiah&f=false

Minggu, 14 Oktober 2012

PENALARAN DEDUKTIF

Sambungan dari materi minggu lalu

B. PENALARAN DEDUKTIF
        Penalaran Deduktif berpijak pada sebuah kesimpulan yang bersifat umum untuk kemudian diterapkan pada gejala empiris sejenis,sehingga diperoleh kesimpulan yang sama.
        Penalaran Deduktif bergerak dari sesuatu yang bersifat umum kepada yang khusus. Jika kita mengetahui S, sedangkan P adalah bagian dari S, maka dapat ditarik kesimpulan tentang P. penarikan kesimpulan dengan cara deduktif tidak menghasilkan pengetahuan baru, karena kesimpulannya telah tersirat pada premisnya.
        Faktor-faktor penalaran deduktif :
- Pembentukan Teori
- Hipotesis
- Definisi Operasional
- Instrumen
- Operasionalisasi
     
Penalaran deduktif dibagi menjadi dua,yaitu:

1. Silogisme

        Silogisme adalah cara berfikir formal, yang jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan polanya saja, misalkan ia dihukum karena melanggar peraturan X, sebenarnya dapat dibentuk secara formal atau silogisme, yaitu:
a. Semua yang melanggar peraturan X akan dihukum.
b. Ia melanggar peraturan X.
c. Ia dihukum.
        Ada tiga macam Silogisme, yaitu :
1. Silogisme Kategori {Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi}
2.Silogisme Hipotesis { Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis}
3. Silogisme Alternatif {Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif}
        Sebuah silogisme terdiri atas tiga term (mayor,tengah,dan minor) dan tiga proposisi (premis mayor, premis minor, dan kesimpulan).
        (). Persyaratan Silogisme,yaitu :
* Di dalam silogisme hanya mungkin terdapat tiga term,
Contoh : Semua manusia berakal budi.
              Semua mahasiswa adalah manusia.
              Semua mahasiswa berakal budi.
* Term tengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan,
* Dari dua premis negatif, tidak dapat ditarik kesimpulan,
* Kalau kedua premisnya positif, kesimpulan juga positif,
* Term-term yang mendukung proposisi harus jelas, tidak mengandung pengertian ganda atau menimbulkan keraguan.
Contoh : Semua buku mempunyai halaman.
              Ruas mempunyai buku.
* Dari premis mayor partikular dan premis minor negatif tidak dapat ditarik kesimpulan,
* Premis mayor dalam silogisme mungkin berasal dari teori ilmiah. Penarikan kesimpulan dari teori ini mudah diuji. Tidak jarang premis mayor berasal dari pendapat umum yang belum dibuktikan kebenarannya.

2. Entimem

        Dlam kehidupan sehari-hari, silogisme yang kita temukan berbentuk entimem, yaitu silogisme yang salah satu premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketamui.
Contoh : Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
               Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi dua.
a) Menipu adalah dosa.
b.) Karena (menipu) merugikan orang lain.
Kalimat (a) merupakan kesimpulan, kalimat (b) adlah premis minor (bersifat khusus) maka silogisme dapat disusun :
Premis mayor  :  ?
Premis minor  :  Menipu merugikan orang lain.
Kesimpulan    :  Menipu adalah dosa.
        Dalam kalimat itu, yang dihilangkan adalah premis mayor. Perlu diingat bahwa premis mayor bersifat umum, jadi tidak mungkin subyeknya menipu. Kita dapat berfikir kembali dan menentukan premis mayornya, yaitu perbuatan yang merugikan orang lain adlah dosa.
        Entimem juga dapt dibuat dengan menghilangkan premis minornya. Misalnya, perbuatan yang merugikan orang orang lain adalah dosa, jadi menipu adalah dosa.


SUMBER:
http://books.google.co.id/books?id=L2IkZBZJCQAC&pg=PA117&lpg=PA117&dq=PENALARAN+DEDUKTIF&source=bl&ots=jplu5SGXs4&sig=iarZZo4rrrvLYmSK-24_T2jZOw8&hl=en&sa=X&ei=Rj95UIDgF8zRrQe3vYCIBg&ved=0CC8Q6AEwAQ#v=onepage&q=PENALARAN%20DEDUKTIF&f=false (Bahasa Indonesua 3, Ahmad Aibi,Robert Strumpen-Darrie:harles F. Berlitz)

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/penalaran-deduktif-79/

http://books.google.co.id/books?id=krw0HDEejFMC&pg=PA45&lpg=PA45&dq=pENALARAN+DEDUKTIF&source=bl&ots=lvvYbOyXhJ&sig=IhAw6xasUYH00mjrpvj-bFQv274&hl=en&sa=X&ei=B0J5UJ6RJYuzrAfjnoCIBA&ved=0CFoQ6AEwCQ#v=onepage&q=pENALARAN%20DEDUKTIF&f=false (Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi : Minto Rahayu)

Minggu, 07 Oktober 2012

PENALARAN

Penalaran mempunyai beberapa pengertian, yaitu:
1. proses berfikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan,
2.  menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu simpulan,
3. proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.

Sebenarnya proses penalaran memiliki dua jenis,yaitu:

a. Penalaran Induktif ,

b. Penalaran Deduktif.

Kali ini saya akan menjabarkan tentang penalaran induktif

A. PENALARAN INDUKTIF
       Penalaran Induktif adalah proses berfikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan umum. Biasanya kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus.
Penalaran iduktif ada tiga macam,yaitu:

               1. Generalisasi

     adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala (data) yang bersifat khusus,serupa,sama,atau sejenis yang disusun secar logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum.
Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada2, yaitu: Loncatan Induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
a. Loncatan Induktif
     Generalisasi yang besifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakt tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh : rista suka mendaki gunung.Hari juga suka mendaki gunung.Yuli suka minum soda.Prisma suka berenag.Dapat dikatakan bahwa para remaja suka olahraga.
b. Tanpa Loncatan Induktif
     Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
Contoh : dudung suka berenang.mino juga suka berenang.jadi dapat disimpulkan ke tiga anak tersebut menyukai permainan bola.

               2. Analogi

     Analogi Induktif ialah proses berfikir untuk menarik kesimpulan atau inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan beberapa gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri esensial penting yang bersamaan. Yang diperhatikan dalam analogi ialah persamaan dan ciri esensial yang penting yang berhubungan erat dengan kesimpulan yang dikemukakan.
     Selain analogi induktif, dalam tulis-menulis dikenal juga analogi deklaratif, yaitu teknik menjelaskan dalam tulisan dengan mendahulukan hal yang telah diketahui sebelum memperkenalkan hal yang baru, yang mempunyai kesamaan dengan hal di atas.
Tujuan dari penalaran secara analogi,yaitu:
* Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan,
* Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan,
* Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.

                3. Kausal

     Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya sampai pada kesimpulan yang menjadi sebab
 dari fakta itu, atau juga dapat kita sampaikan pada akibat dari fakta itu. Dala kaitannya dengan hubungan kausal ini,tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut :
(#) Sebab akibat
      Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B,C,D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungna kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.
(#) Akibat sebab
      Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam jenis akibat sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
(#) Akibat-akibat
      Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa "akibat" langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.



SUMBER :
http://books.google.co.id/books?id=BADrCn6lQ0oC&pg=PA209&lpg=PA209&dq=penalaran&source=bl&ots=KlOSqXwaBS&sig=K1ZRH7U_j1C2fQSxpYPspqxU8wI&hl=en&sa=X&ei=KEhwUJWIJcmUrgfChYDIBA&ved=0CDIQ6AEwAQ#v=onepage&q=penalaran&f=false (Bahasa Indonesia : mata kuiah pengembangan kepribadian di perguruan tuggi, By; Widjono Hs)

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/definisi-penalaran-induktif-dan-contohnya/

http://books.google.co.id/books?id=krw0HDEejFMC&pg=PA41&lpg=PA41&dq=penalaran+induktif&source=bl&ots=lvu5fPDZmJ&sig=8u2qHRV7UkAspUMM9_e_qqzUI4A&hl=en&sa=X&ei=2FVwULGVMoGNrgetjYGwAw&ved=0CEsQ6AEwBg#v=onepage&q=penalaran%20induktif&f=false(Bahasa Indonesia ; Minto Rahayu