Selasa, 11 Desember 2012

Penulisan Karya Ilmiah

~ Tahap persiapan karya ilmiah ~

Dalam tahap persiapan dilakukan:

1.Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan :
~ Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
~ Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yang ada.
~ Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
~ Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
~ Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
~ Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.

2.Pembatasan topik atau penentuan judul :
a.Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
b.Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilmiah tersebut.
c.Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandung unsur 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).

3 .Pembuatan kerangka karangan (outline) :
a.Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
b .Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
c .Pembuatan rencana daftar isi dari karya ilmiah.

~Evaluasi~

Ada lima kriteria yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi setiap bagian dari menulis. 

1. Fokus.
Apa yang Anda menulis tentang? Apa klaim atau tesis Anda membela? Kriteria ini adalah yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong tulisan. Apakah topik Anda sesuai untuk tugas? Apakah Anda tetap pada topik itu atau terlena pada garis singgung tidak membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau terlalu banyak? Misalnya, esai tentang Perang Saudara Amerika pada umumnya mungkin terlalu luas untuk esai perguruan tinggi yang paling. Anda mungkin akan lebih baik menulis tentang pertempuran tertentu, umum, atau kejadian.


2. Pembangunan.
Pembangunan berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah Anda menyediakan cukup bahan pendukung untuk memenuhi harapan pembaca Anda? Sebuah laporan penelitian yang tepat, misalnya, biasanya mencakup banyak referensi dan kutipan untuk banyak karya lain yang relevan beasiswa. Sebuah deskripsi lukisan mungkin akan mencakup rincian tentang, komposisi penampilan, dan bahkan mungkin informasi biografis tentang seniman yang melukisnya. Memutuskan apa rincian untuk menyertakan tergantung pada penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel tentang kanker ditujukan untuk anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu ditulis untuk warga senior.

3. Organisasi.
Organisasi, sering disebut “pengaturan,” menyangkut ketertiban dan tata letak kertas. Secara tradisional, kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan pengenalan, dan. Paragraf terfokus pada gagasan utama tunggal atau topik (kesatuan), dan transisi di antara kalimat dan paragraf yang halus dan logis. Sebuah rambles kertas kurang terorganisir, melayang di antara topik yang tidak berhubungan dengan cara serampangan dan membingungkan.

4. Gaya.
Gaya secara tradisional berkaitan dengan kejelasan, keanggunan presisi, dan. Sebuah stylist yang efektif tidak hanya mampu menulis dengan jelas untuk penonton, tetapi juga bisa menyenangkan mereka dengan bahasa menggugah, metafora, irama, atau kiasan. Penata Efektif bersusah payah tidak hanya untuk membuat titik, namun untuk membuatnya dengan baik.

5. Konvensi.
Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang ditentukan oleh konvensi atau aturan. Meskipun banyak siswa berjuang dengan konvensi, pengetahuan tentang di mana untuk menempatkan koma dalam sebuah kalimat biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang berharga untuk menulis di tempat pertama. Namun demikian, kesalahan yang berlebihan dapat membuat bahkan seorang penulis brilian tampak ceroboh atau bodoh, kualitas yang jarang akan terkesan pembaca seseorang.



~Tata cara membuat karya tulis ilmiah yang baik dan benar~

1. Berfikirlah bahwa menulis adalah seni.

        Untuk bisa memiliki karya ilmiah yang baik maka harus memperbaiki persepsi tentang menulis. menulis itu adalah seni , karena ia memenuhi kreteria untuk dikatakan sebagai seni. 
        Untuk dapat menulis dengan efektif harus memenuhi prinsip-prinsip tertentu yaitu :
* kejujuran.
* motivasi yang benar.
* istiqomah dalam kebenaran.
* menguasai tata bahasa yang baik dan benar.
* jika melihar prinsip-prinsip tersebut memang kelihatan sangat sulit. tetapi bila dipahami dengan baik maka akan ketemu resepnya.

        Dalam menulis sebuah karya ilmiah dibutuhkan sebuah keaktifan untuk belajar menuangkan gagasan setiap hari dalam sebuah tulisan. maksudnya disini dibutuhkan sebuah kemauan yang sangat besar untuk menuliskan gagasan - gagasan yang ditemukan di dalam sebuah situs dan juga dalam buku-buku panduan . hal itu nantinya akan berperan sebagai pembentuk tulisan.
        karena itulah cara menulis karya ilmiah yang baik dan benar adalah dengan aktif menuliskan amunisi-amunisi yang diperoleh dari beberapa sumber yang dituangkan dalam catatan harian.  cara ini memang kelihatanya mudah tapi untuk melakukannya untuk kebanyakan orang malas untuk melakukanya.padahal , dengan cara mecicil gagasan melalui catatan harian sangat berperan dalam membuka pola fikir intuitif , yaitu pola fikir yang membantu untuk meruntuhkan hambatan-hambatan dalam mengekspresikan sebuah pendapat atau buah pikir dalam menulis. tentunya, hal tersebut dapat dicapai dengan latihan-latihan intensif dan praktik menulis yang berkelanjutan  setiap harinya.

2.Struktur penulisan karya ilmiah yang baik dan benar 

        Secara umum, sistematika penulisan karya ilmiah terbagi menjadi lima bagian yaitu :
* bagian pendahuluan.
* bagian landasan teori.
* bagian isi.
* bagian penutup.
* bagian daftar pustaka.




SUMBER :


Senin, 03 Desember 2012

HIPOTESIS

Definisi Hipotesis,menurut :

1. Trealese (1960)
 memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangansemnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.
2. Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiranatau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkanfakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
3. Menurut Kerlinger (1973)
menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variable

Ciri-ciri Hipotesis yang baik :

  1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
  2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
  3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
  4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
  5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
  6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
  7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.

Macam-macam Hipotesis


Terdapat tiga macam hipotesis :
a) Hipotesis Deskriftif : dirumuskan untuk menentukan titik peluang, atau dirumuskan untuk menjawab pertanyaan taksiran/estimatif. Tidak membandingkan. Contoh “Disiplin kerja pegawai Fak. Teknik UNTAG sangat tinggi” Yang menjadi estimasi pada contoh ini adalah : sangat tinggi
b) Hipotesis Komparatif : memberi jawaban terhadap permasalahan yang bersifat membedakan. Contoh “Ada perbedaan daya ikat antara Semen Tiga Roda dengan Semen Padang”
c) Hipotesis Asosiatif : memberi jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan.

Dalam hal ini menurut sifat hubungannya, ada tiga jenis hipotesis penelitian (Ha) :
a) Hipotesis hubungan simentris : Hubungan bersifat kebersamaan antara dua variabel atau lebih, tapi tidak menunjukkan sebab akibat. Contoh ”Ada hubungan antara banyaknya mengikuti perkuliahan dengan nilai akhir mahasiswa”
b) Hipotesis hubungan sebab akibat (kausal) : menyatakan hubungan yang saling mempengaruhi antara dua variabel atau lebih. Contoh ”Disiplin pegawai yang tinggi berpengaruh positif terhadap produktifitas kerja.”
c) Hipotesis hubungan interaktif : menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih bersifat saling mempengaruhi. Contoh ”Terdapat pengaruh timbal balik antar kenaikan pangkat dengan tersedianya jabatan”

Selain dari itu ada juga yang berpendapat bahwa hipotesis di bedakan menjadi dua macam, yaitu :
1) Hipoteis Nol (null hypotheses) Hipotesi nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian bersifat bersifat statistik, yaitu diuji dengan hitungan statistik.
2) Hipotesis kerja. Hipotesis ini juga disebut dengan hipotesis alternatif yang disingkat dengan Ha. Hipotesis kerja menyatakan hubungan antara variabel variabel X dan variabel Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.







SUMBER:
http://www.scribd.com/doc/44450313/Definisi-Hipotesis

http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis

http://subliyanto.blogspot.com/2010/04/variabel-dan-hipotesis-penelitian.html